Ada
6 cara dasar yang bisa membantu kamu untuk membuat A Good Design Brief. Tentunya pengarahan dalam mengerjakan sebuah
proyek desain amat sangat diperlukan dan jangan sampai kita sepelekan. Pastikan
bahwa klien kamu mengisi salah satu dari 6 cara ini. Dengan adanya Briefing dari klien, tentunya bisa memudahkan kita
dalam mengerjakan proyek tersebut.
Artikel kali ini akan membahas cara yang paling dasar dalam membuat Design Briefing agar memudahkan kita dalam mendesain dan menghindari masalah dengan klien.
Ini 6 cara membuat A
Good Design Brief.
- Sasaran dan Tujuan dari Desain
- Anggaran dan Jadwal
- Target Market
- Available Materials/Needed Materials
- Style
- “Suka dan Tidak Suka”
1. Sasaran dan Tujuan dari Desain
Ini adalah hal paling utama yang harus kamu ketahui dari klien kamu. Apakah ini hanya re-design
atau membuat desain yang baru? Apa si klien tersebut juga mempunyai ide yang jelas atau masih
samar?
Sangat penting bagi klien kamu untuk
menentukan goals atau tujuan karena itu adalah
hal yang bisa sangat membantu kamu dalam mengerjakannya.
2. Anggaran dan Jadwal
Budget bisa menjadi hal yang sensitif buat beberapa klien. Banyak klien yang merasa jika dia harus memberi tahu anggaran yang dia punya terlebih dulu sebelum kamu menjelaskan pricelist kamu sendiri.
Apa yang terkadang klien kamu tidak
mengerti yaitu persoalan tentang waktu dan anggaran yang dia punya, kamu bisa
menyesuaikan dengan servis kamu agar bisa memberikan keuntungan buat budget mereka. Nah disini bagian kamu
untuk ber-negosiasi dengan si klien.
Schedule
juga sama pentingnya dengan budget. Beberapa
klien ada yang belum tahu perihal berapa lama dalam membuat sebuah desain yang
bagus dan sesuai. Mereka juga belum tentu mengerti bahwa desain yang bagus
membutuhkan waktu dan tidak hanya sekedar membuat desain yang indah.
Pasti klien juga punya deadline tertentu yang
harus kita penuhi. Tidak ada salahnya juga kita mengetahui kenapa si klien
ingin kita menyelesaikannya dalam waktu tertentu. Apakah jadwalnya fleksibel
atau tidak?
Kamu juga harus realistis terhadap anggaran
dan jadwal si klien, kalau kamu tidak bisa melakukan dalam budget dan schedule
tertentu, terus terang kepada si klien. Tawarkan solusi alternatif jika
memungkinkan. Mungkin kamu bisa menemukan bahwa bekerja dengan si klien dan
dalam batasan yang dia punya, bisa menambah relationship
kamu dengan si klien.
3. Target Market
Ini sangat penting buat kita ataupun klien
agar desainnya bisa “mengena” ke masyarakat atau kalangan tertentu. Jangan lupa
buat bertanya ke klien kamu, target desainnya mau ke kalangan apa? Apakah ke arah
masyarakat menengah ke bawah atau ke atas? Apa remaja atau buat orang tua? Ini
sangat penting agar desain yang kamu buat bisa sesuai. Kalo klien kamu belum
yakin dengan target marketnya, jangan lupa juga tanya siapa yang paling ideal
atau yang paling cocok jadi customer-nya.
4. Available Materials/Needed Materials
Ini juga bisa jadi referensi buat kita,
jangan hanya lihat dari Google. Coba tanyakan pada klien apa dia punya foto,
desain, logo atau brosur yang bisa jadi referensi kita?. Dari semua itu bisa
di jadikan inspirasi kamu, sedikitnya kamu bisa tahu selera si klien.
5. Style
Kamu juga harus mengerti bahwa setiap orang
punya selera desain yang berbeda. Belum tentu antara kamu dan klien kamu punya style yang sama. Engga ada salahnya untuk
coba kamu tanya ke si klien, desain apa yang dia suka sama yang gak disuka. Sedikitnya kamu punya tambahan referensi atau lebih cepat lagi kalo klien kamu
udah memberi tahu dari awal, jadi dalam membuatnya bisa lebih mudah.
6. “Suka dan Tidak Suka”
Soal ini emang kurang lebih sama dengan
poin nomor 5, tapi perbedaannya terletak di apa yang klien kamu inginkan pada
desainnya. Jadi biar kamu gak buang-buang waktu buat desain yang pasti ditolak.
Post a Comment