Thursday, October 16, 2014

5 Cara Agar Desain Merefleksikan Target Market

Target Audience

Oke, kali ini FD akan bahas beberapa cara agar sebuah desain bisa menggambarkan siapa target marketnya. Buat kamu yang masih bingung, check this out! 

      1.  Gambar (Imagery)

Kamu harus tahu dulu target market kamu sebelum memulai mencari gambar atau membuat ilustrasi untuk sebuah logo, website, flyer atau desain promosi lainnya. Gambar atau ilustrasi yang kamu buat adalah cerminan dari produk atau jasa yang kamu tawarkan, tapi juga harus bisa menarik target market kamu. Contohnya kalau kamu ingin buat brosur untuk sebuah produk makanan, warna yang di gunakan juga harus warna yang hangat. Beda dengan halnya kalau kamu ingin membuat brosur untuk sebuah bank, tidak mungkin kan kita menggunakan warna - warna soft. Karena bank lebih ke arah serius dan menggunakan warna aman seperti warna biru. Contoh ini simpel memang tapi jangan sampai di sepelekan ya! Buatlah para viewers tertarik. Pilihlah warna, gambar atau membuat ilustrasi untuk target audience.  

      2. Isi (Content)

Content bisa jadi sangat jelas tapi juga bisa terlupakan. Isi dari desain kamu harus bisa menginformasikan tentang produk kamu. Apa yang terdengar dari konten yang kamu tulis? Apa terdengar santai dan friendly? Berarti target market market kamu harus mempunyai sifat seperti itu. Kamu juga harus memikirkan siapa target audience kamu, saat menyusun sebuah konten desain. Dalam menulis sebuah isi buat, contoh: website, tidak harus panjang dan banyak, sedikit dan singkat pun juga bisa asal mampu menjelaskan informasinya dengan tepat.

      3. Interaksi (Interaction)

Desain yang kita buat juga harus bisa “berinteraksi” dengan para viewers. Ini berarti siapa yang akan berinteraksi dengan desain kamu? Contohnya kalau misalnya desain kamu memakai QR code berarti buat konsumen yang tech savvy dan tahu fungsi dari QR tersebut. Logikanya tidak mungkin kalo kamu memakai QR code, tapi target market kamu adalah orang yang sudah tua dan tidak tahu apa fungsi tersebut.

      4. Warna (Color)

ColorWarna itu kan mempunyai banyak arti, perasaan dan juga bisa mewakilkan kepribadian seseorang. Pada saat kamu memilih warna, pilihlah warna berdasarkan target audience. Seperti yang dijelaskan di atas warna punya banyak arti jadi kamu gak bisa sembarangan dalam memilih warna yang akan digunakan di desain kamu. Kamu harus bisa merasakan yang kira-kira para viewers rasakan dalam melihat produk kita dari sisi emosional. Pakailah warna yang juga mewakilkan dari produk kamu. Contoh, sebuah perusahaan dengan target audience wanita umur 20-50 berarti dominan warna seperti pastel sama feminim yang lembut dan hangat. Beda lagi persoalannya jika kita membuat sebuah website yang sangat maskulin seperti sepakbola atau musik metal yang lebih ke warna hitam, merah, hijau dan biru. Agar menghindari pusing saat memilih warna, coba pilih lah berdasarkan warna psikologi. So, be wise!

      5. Huruf (Font)

Sama seperti ke 4 faktor diatas kita juga harus milih font berdasarkan target audience kita. Apakah target audience kita laki-laki yang menyukai musik metal? Kamu bisa memilih font dengan tema grunge, keras atau tajam yang memiliki kesan maskulin. Kalo target marketnya perempuan? Coba font yang tipis, feminim dan trendi. Font yang kamu pilih harus bisa mencerminkan target audience kamu dan juga harus merefleksikan perasaan dari para viewers ketika mereka melihat produk kamu.

Punya cara lain? Sharing di kolom komentar ya. Jangan lupa juga untuk follow Fade Design di Twitter, Google+ dan Facebook.  

Terima kasih sudah membaca!

About the Author

Muhammad Fadhilah

Author & Editor

Art and Video Games

Post a Comment

 
Fade Design © 2015 - Designed by Templateism.com